Iklan

Monday, 9 April 2018

STREOTACTIC

Selamat siang teman - teman.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Alat Kesehatan yang lagi Booming untuk tahun ini yaitu : " STREOTACTIC "

DEFINISI

Apasih STREREOTACTIC itu..?

STREOTACTIC :
adalah  bentuk intervensi bedah minimal invasif yang menggunakan sistem koordinat tiga dimensi untuk mencari target kecil di dalam tubuh dan melakukan beberapa tindakan seperti ablasi, biopsi, lesi, injeksi, stimulasi, implantasi, radiosurgery (SRS) , dll. Secara teori, setiap sistem organ di dalam tubuh dapat mengalami operasi stereotactic. Namun, kesulitan dalam menyusun kerangka acuan yang dapat diandalkan (seperti penanda tulang yang memiliki hubungan spasial konstan dengan jaringan lunak) berarti bahwa aplikasinya telah, secara tradisional dan hingga saat ini, terbatas pada operasi otak. Selain otak, biopsi dan operasi payudara dilakukan secara rutin untuk menemukan, mengambil sampel (biopsi) dan membuang jaringan. Gambar X-ray polos (radiografi mamografi), computed tomography, dan magnetic resonance imaging dapat digunakan untuk memandu prosedur. Bentuk lain yang diterima "stereotactic" adalah "stereotaxic". Akar kata adalah stereo-, awalan yang berasal dari kata Yunani στερεός (stereo, "padat"), dan -taxis (akhiran New Latin dan ISV, berasal dari taksi Yunani, "pengaturan", "pesanan", dari tassein , "untuk mengatur").

PROSEDUR

Operasi stereotaktik bekerja atas dasar tiga komponen utama:


  • Sistem perencanaan stereotaktik, termasuk atlas, alat pencocokan gambar multimodality, koordinat kalkulator, dll.
  • Perangkat atau peralatan stereotaktik
  • Prosedur penempatan dan penempatan stereotactic

Sistem perencanaan stereotaktik modern berbasis komputer. Atlas stereotaktik adalah serangkaian penampang struktur anatomi (misalnya, otak manusia), digambarkan dalam referensi ke bingkai dua koordinat. Dengan demikian, setiap struktur otak dapat dengan mudah diberi kisaran tiga nomor koordinat, yang akan digunakan untuk memposisikan perangkat stereotactic. Di sebagian besar atlas, tiga dimensi adalah: latero-lateral (x), dorso-ventral (y) dan rostro-caudal (z).

Aparat stereotactic menggunakan satu set tiga koordinat (x, y dan z) dalam kerangka referensi ortogonal (koordinat kartesian), atau, alternatif, sistem koordinat silinder, juga dengan tiga koordinat: sudut, kedalaman dan antero-posterior (atau aksial) lokasi. Alat mekanis memiliki klem dan bar yang menahan kepala yang menempatkan kepala dalam posisi tetap dalam referensi ke sistem koordinat (yang disebut nol atau asal). Pada hewan laboratorium kecil, ini biasanya merupakan penanda tulang yang diketahui memiliki hubungan spasial konstan dengan jaringan lunak. Sebagai contoh, atlas otak sering menggunakan meatus auditori eksternal, punggung orbital inferior, titik median dari maksila antara gigi insisif. atau bregma (pertemuan jahitan tulang frontal dan parietal), sebagai landmark. Pada manusia, titik referensi, seperti yang dijelaskan di atas, adalah struktur intracerebral yang jelas terlihat dalam radiografi atau tomograph. Pada bayi manusia yang baru lahir, "titik lunak" di mana jahitan koronal dan sagital bertemu (dikenal sebagai fontanel) menjadi bregma ketika celah ini menutup. [1]

Bilah panduan dalam arah x, y, dan z (atau secara alternatif, dalam pemegang koordinat polar), yang dilengkapi dengan skala vernier presisi tinggi memungkinkan ahli bedah saraf untuk memposisikan titik probe (elektroda, kanula, dll.) Di dalam otak , pada koordinat yang dihitung untuk struktur yang diinginkan, melalui lubang kecil yang dihancurkan di tengkorak.

Saat ini, sejumlah produsen memproduksi perangkat stereotaktik yang cocok untuk bedah saraf pada manusia, serta untuk eksperimen hewan.

Jenis sistem bingkai


  • Sistem Orthogonal Sederhana: Probe diarahkan tegak lurus terhadap unit basa persegi yang dipasang pada tengkorak. Ini memberikan tiga derajat kebebasan dengan menggunakan gerbong yang bergerak secara ortogonal di sepanjang pelat dasar atau di sepanjang bar yang dipasang sejajar dengan pelat dasar instrumen. Terlampir pada kereta adalah trek kedua yang memanjang melintasi bingkai kepala tegak lurus.
  • Burr Hole Mounted System: Ini menyediakan rentang terbatas titik target intrakranial yang mungkin dengan titik masuk tetap. Mereka menyediakan dua derajat kebebasan bersudut dan penyesuaian kedalaman. Dokter bedah dapat menempatkan lubang duri di atas jaringan otak yang tidak penting dan menggunakan instrumen untuk mengarahkan probe ke titik target dari titik masuk tetap pada lubang duri.
  • Sistem Arc-Kuadran: Probe diarahkan tegak lurus terhadap tangen busur (yang berputar sekitar sumbu vertikal) dan kuadran (yang berputar sekitar sumbu horizontal). Probe, yang diarahkan ke kedalaman yang sama dengan jari-jari bola yang didefinisikan oleh busur-kuadran, akan selalu tiba di pusat atau titik fokus bola tersebut.

Arc-Phantom Systems: Busur yang membidik menempel pada cincin kepala, yang dipasang pada tengkorak pasien, dan dapat ditransfer ke cincin serupa yang berisi target simulasi. Dalam sistem ini, target hantu dipindahkan pada simulator ke koordinat 3D. Setelah menyesuaikan dudukan probe pada busur yang membidik sehingga probe menyentuh target yang dikehendaki pada phantom, busur penunjuk yang dapat dipindahkan dipindahkan dari cincin basis hantu ke cincin dasar pada pasien. Probe kemudian diturunkan ke kedalaman yang ditentukan untuk mencapai titik target jauh di dalam otak pasien.

Nah demikianlah gambaran besar STREOTACTIC.
Tapi untuk saat ini saya akan membahas STREOTACTIC product dari INOMED made in Germany.

Dari INOMED mempunyai product Streotactic ada 2 jenis :
  1. ZD
  2. RM
Bentuk - Bentuk product STREOTACTIC dari INOMED .

*INOMED TIPE ZD



* INOMED TIPE RM




Itulah macam - macam bentuk dari Strereotactic dari Inomed.

Sekarang saya juga akan membahas manfaat dari Alat Stereotactic ini.
Alat ini bisa diapliaksikan untuk tindakan :
  1. Pengambilan sampel Massa diOtak ( Byopsi )
  2. Alat Pendukung Untuk Kesembuhan Parkinson
  3. Alat Pendukung Untuk Kesembuhan Distonia
  4. Alat Pendukung Untuk Kesembuhan Tremor
Dan masih banyak lagi kegunaannya untuk dunia kesehatan Bedah Syaraf.

Pengguna dari alat Streotactic :

  1. Untuk saat ini pengguna alat ini hanya dokter Spesialis Bedah Syaraf dan Sub Spesialis Bedah Syaraf ( Fungsional )
Macam - macam kasus kesehatan dengan penggunaan STREOTACTIC .

  1. DBS ( Deep Brain Stimulasi )
  2. Byopsi
  3. Steam cell
  4. dan Leashoning
Jadi kalau dari temen - temen butuh Alat Streotactic Bisa kontak ke email saya di :
dionyunita@gmail.com
Karena saat ini saya sedang bekerja di Perusahaan Alkes yang berkompeten dibidang Fungsional .

Semoga postingan ini dapat bermanfaat untuk teman - teman .

terima kasih .



Friday, 6 April 2018

Keseimbangan Asam Basa

Keseimbangan Asam Basa




Selamat malam teman - teman sejawat.
Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang Keseimbangan Asam Basa.

Apasih Asam dan Basa Itu ..?

Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepas ion hidrogen kesuatu larutan atau kesenyawa biasa. Contoh asam klorida (HCl), yang berionisasi dalam air membentuk ion-ion hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-). Demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3-).
Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Contoh, ion bikarbonat HCO3-, adalah suatu basa karena dapat menerima ion H+ untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Demikian juga fospat (HPO4) suatu basa karena dapat membentuk asam fospat (H2PO4). Protein-protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen.
Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya HCl. Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecendrungan untuk berdisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang melepaskan H+. Contohnya H2CO3. Basa kuat adalah suatu basa yang secara cepat dan kuat dengan H+ dan oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh ion hidroksil (OH-), yang bereaksi dengan cepat membentuk air (H2O).
Basa lemah adalah basa yang secara lemah bereaksi dengan ion H+. Contohnya HC03-.
Konsentrasi ion hidrogen dan pH
Pengaturan ion hidrogen yang tepat bersifat penting karena hampir semua aktifitas sistem enzim dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu perubahan konsentrasi hidrogen sesungguhnya merubah fungsi seluruh sel dan tubuh. Konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh normalnya dipertahankan pada tingkat yang rendah,dibandingkan dengan ion-ion yang lain,konsentrasi ion hidrogen darah secara normal dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004 mEq/liter. Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan karena jumlahnya yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ino hidrogen disebut dalam skala logaritma dengan menggunakan satuan pH.

pH = log 1/H+
pH=-log H+
Normal H+ adalah 0,00000004 Eq/liter.oleh karena itu pH normal adalah:
pH= -log (0,00000004)
pH= 7,4
Dari rumus diatas,bahwa pH berhubungan terbalik dengan konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu pH yang rendah berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen yang tinggi dan pH yang tinggi berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen yang rendah.
Seseorang dikatakan asidosis saat pH turun dari nilai normal dan dikatakan alkolosis saat pH diatas nilai normal. Batas rendah nilai pH dimana seseorang dapat hidup beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan batas atas adalah sekitar 8,0.
Pengaturan perubahan konsentrasi ion hidrogen
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis:
  • Sistem penyangga asam basa kimiawi cairan tubuh
  • Pusat pernafasan
  • Ginjal
Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen ,sistem penyangga cairan tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk menimbulkan perubahan-perubahan ini. Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka tetep terikat sampai keseimbangan tercapai kembali. Kemudian sistem pernafasan juga bekerja dalam beberapa menit untuk mengeliminasi CO2 dan oleh karena itu H2CO3 dari tubuh. Kedua pengaturan ini menjaga konsentrasi ion hidrogen dai perubahan yang terlalu banyak sampai pengaturan yang ketiga bereaksi lebih lambat,Ginjal dapat mengeliminasi kelebihan asam dan basa dari tubuh. Walaupun ginjal relatif lambat memberi respon,dibandingkan sistem penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan sistem pengaturan asam-basa yang paling kuat selama beberapa jam sampai beberapa hari.
Sistem penyangga ion-ion hidrogen dalam cairan tubuh
Penyangga adalah zat apapun yang secara terbalik dapat mengikat ion-ion hidrogen,yang segera bergabung dengan asam basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan. Sistem ini bekerja sangat cepet dan menghasilkan efek dalam hitungan detik. Ada 4 sistem penyangga dalam cairan tubuh

  1. Sistem penyangga bikarbonat, sistem ini terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat : asam lemah H2CO3 dan garam bikarbonat NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dan H2O,yang dikatalisator oleh enzim karbonik anhidrase. CO2 + H2O H2CO3. Karbonik anhidrase. Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali didinding alveoli paru dan di sel-sel epitel tubulus ginjal. H2CO3 berionisasi secara lemah untuk memebentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3- : H2CO3 ? H+ + HCO3-. Bila asam kuat seperti HCl ditambahkan kedalam larutan penyangga bikarbonat ,peningkatan ion hidrogen yang dilepas dari asam ( HCl ? H+ + Cl-) disangga oleh HCO3- : ?H+ + HCO3- ? H2CO3 ? CO2 + H2O. Sebagai hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk menyebabakan peningkatan produksi CO2 dan H2O. Dari reaksi ini dapat diliat bahwa ion-ion hidrogen dari asam kuat HCl bereaksi dengan HCO3- untuk membentuk asam yang sangat lemah yaitu H2CO3 yang kemudian membentuk H2O dan CO3. CO3 yang berlebihan sangat merangsang pernapasan, yang mengeluarkan CO2 dari cairan ekstraseluler. Komponen kedua dari sistem ini yaitu: garam bikarbonat ( NaHCO3 ). Garam ini berionisasi unuk membentuk ion-ion natrium dan ion bikarbonat ( HCO3-) sebagai berikut: NaHCO3 ? Na+ + HCO3-. Bila basa kuat NaOH ditambahkan kedalam larutan penyangga bikarbonat : NaOH + H2CO3 ? NaHCO3 + H2O. Ion Hidrosil OH- dari NaOh bergabung dengan H2CO3 untuk membentuk HCO3- tambahan. Jadi basa lemah menggantikan NaHCO3 menggantikan basa kuat NaOH. Pada waktu yang bersamaan konsentrasi H2CO3 ( karena bereaksi dengan NaOH ), menyebabkan CO2 bergabung dengan H2O untuk menggantikan H2CO3 CO2 + H2O ? H2CO3 ? ? HCO3- + H+ + + NaOH Na+ .Oleh karena itu hasil akhir adalah cenderung penurunan kadar CO2 dalam darah, tetapi penurunan ini menghambat pernafasan dan menurunkan laju ekspirasi CO2. Peningkatan HCO3- dalam darah dikompensasi oleh peningkatan ekskresi HCO3- ginjal. Hasil akhir adalah pengubahan asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah
  2. Sistem penyangga fosfatbekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjdi basa lemah. Natrium hidrogen fosfat ( Na2HPO4) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat ( Na H2PO4) adalah asam lemah HCl + Na2HPO4 ? NaH2PO4 + NaCl NaOH + NaH2PO4 ? Na2HPO4 + H2O
  3. Sistem protein.Sistem penyangga terkuat dalam tubuh. Karena mengandung gugus karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai basa.
  4. Sistem Hemoglobindalam sel darah merah berfungsi sebagai penyangga pembentukan H+ saat terjadi transpor CO2 di antara jaringan paru. Sistem pernafasan. Sistem pernapasan melibatkan perubahan ventilasi pulmonar untuk mengeluarkan CO2 dan untuk membatasi jumlah asam karbonat yang terbentuk. Pengaturan respiratorik memerlukan waktu satu sampai tiga menit untuk mulai bekerja dan fungsinya setelah penyangga asam basa, pernafasan sistem pengaturan asam basa kedua
  • Karbon dioksida secara terus menerus ditambahkan kedalam darah vena akibat metabolisme sel dan transpor ke paru-paru. Saat CO2 terurai dalam paru maka akan terbentuk asam karbonat yang kemudian akan terurai membentuk ion hidrogen dan ion bikarbonat CO2 + H2O ? H2CO3 ? H+ + HCO3- Karbon dioksida dikeluarkan dari pada paru-paru sehingga reaksi bergerak kekiri dan plasma menjadi tidak terlalu asam.
  • Dalam keadaan normal produksi karbon dioksida diimbangi dengan pengeluarannya seperti fungsi sistem pernapasan dalam pengaturan asam basa
  • Jika aktivitas metabolik meningkat karena olah raga, akan terjadi peningkatan tekanan parsial karbon dioksida arteri ( pCO2 ), peningkatan kadar asam karbonat plasma dan penurunan pH plasma ( asidosis ). Pernafasan disesuaikan untuk mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida.
  • CO2 berlebihan dalam darah berdifusi kedalam sistem saraf pusat untuk mencapai kemoreseptor sentral. Disistem saraf pusat CO2 membetuk asam karbonat yang terurai menjadi ion hidrogen. Ion hidrogen ini merangsang kemoreseptor
  • Ion hidrogen menstimulasi kemoreseptor sentral mengakibatkan peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman ventilasi. Peningkatan frekuensi perngeluaran CO2 respiratorik mengurangi asam karbonat dan peningkatan pH
  • Sebaliknya jika pH plasma meningkat ( alkalosis ), frekuensi respiratorik berkurang untuk mengurangi pengeluaran CO2. Kadar CO2 yang sedikit dalam plasma menyebabakan reaksi diatas bergerak kekanan dan penurunan pH
Pengaturan ginjal
Pengaturan ini berlangsung melalui ekresi urin asam basa. Ginjal mengatur pH darah mengeluarkan lebih banyak ion hidrogen dan mereabsorpsi lebih banyak ion bikarbonat saat plasma darah lebih asam dan dengan mengeluarka sedit ion hidrogen dan mereabsorpi sdikit ion bikarbonat saat plasma darah lebih basa. Fungsi ginjal berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari untuk mengatasi perubahan pH dan bekerja melalui mekanisme:
  • Sekresi tubular ion hidrogen
  1. CO2 dalam cairan intersisial berdifusi kadalam sel epitel dan berikatan dengan air untuk membentuk asam karbonat yang berionisasi menjadi ion hidrogen dan ion karbonat
  2. Ion hidrogen ditranspor secara aktif keluar sel menuju lumen tubulus dan dikeluarkan dari tubuh dalam urin
  • Reabsorpsi dan ekskresi bikarbonat
  1. Untuk setiap ion hidrogen yang disekresi dari sel epitel kedalam lumen tubulus,satu ion natrium secara aktif ditranspor ke dalam sel epitel dari lumen tubulus untuk mempertahankan keseimbangan elektrokima. Ion natrium dan ion bikarbonat ditranspor secara bersamaan dari sel epitel menuju cairan intersisial dan masuk kedalam darah.
  2. Dalam kondisi fisiologis normal,laju sekresi ion hidrogen sama dengan laju filtrasi glomerular terhadap bikarbonat. Ginjal mereabsopsi semua bikarbonat yang terfiltrasi
  3. Jika pH plasma basa akan menurunkan sekresi ion hidrogen oleh sel tubular sehingga yang diekskresi dalam urin juga sedikit. Bikarbonat yang terfiltrasi tidak akan terabsopsi sepenuhnya dan yang diekskresi dalam urin semakin banyak.
  • Sistem penyangga memungkinkan ion hidrogen diekskresi dalam urin
  1. Pasangan penyangga fosfat
  • Penyangga fosfat terkonsentrasi dalam cairan tubular karena tidak terabsorpsi. Penyangga fosfat berfungsi untuk mengeluarkan ion hidrogen dari cairan tubuler dan membawanya kedalam urine
  • Mekanisme ini memungkinkan pengeluaran sejumlah besar ion hidrogen yang disekresi tanpa melalui asidifikas urine yang dapat merusak traktus urinarius
  1. Pasangan penyangga amonia dan amonium
  • Sel-sel tubuler mensintesis amonia ( NH3 ) dari asam glutamat. Amonia berdifusi kedalam lumen tubulus dan bereaksi dengan ion hidrogen untuk membentuk ion amonium ( NH4-). Ion amonuim diekskresi kedalam urine bersama dengan klorida
  • Selain itu ion amonium mengganti ion natrium atau beberapa ion dasar lainnya unuk membentuk garam amonium dan melepas ion natrium untuk berdifusi balik kedalam sel tubulus dan berikatan dengan bikarbonat. Pembentukan ion amonium menyebabakan terjadinya penambahan lebih banyak ion bikarbonat ke dalam darah dan peningkatan pH darah.
Gangguan keseimbangan asam-basa
ASIDOSIS
Asidosis menekan aktivitas mental,jika asidosis berlebihan ( dibawah 7,4 ) akan menyebabkan disorentasi, koma dan kematian

Asidosis respiratorik.Terjadi akibat penurunan ventilasi pulmonar melalui pengeluaran sedikit CO2 oleh paru-paru. Peningkatan selanjutnya dalam pCO2 arteri dan asam karbonat akan meningkatkan kadar ion hidrogen dalam darah. Asidosis respiratorik dapat bersifat akut dan kronis.
  • Penyebabnya. Kondisi klinis yang dapat menyebabkan retensi CO2 dalam darah meliputi pneumonia, emfisema, obstrusi kronis saluaran pernafasan,stroke atau trauma dan Obat-obatan yang dapat menekan sistem pernafasan seperti barbiturat,narkotika dan sedatif
  • Faktor kompensator
    • Saat CO2 berakumulasi ,peningkatan frekuensi pernafasan respiratorik ( hiperventilasi ) ketika istirahat terjadi untuk mengeluarkan CO2 dari tubuh
    • Ginjal mengkompensasi peningkatan kadar asam dengan mengekskresi lebih banyak ion hidrogen untuk mengembalikan pH darah mendekati tingkat yang normal
    • Jika penyesuaian respiratorik dan ginjal terhadap pH gagal, akan terjadi gejala-gejala depresi sistem saraf pusat
Asidosis metabolik. Terjadi saat asam metabolik yang diproduksi secara normal tidak dikeluarakan pada kecepatan yang normal atau basa bikarbonat yang hlang dari tubuh.
  • Penyebab. Paling umum terjadi akibat ketoasidosis karena DM atau kelaparan, akumulasi peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot rangka yang berlebihan seperti konvolusi,atau penyakit ginjal. Diare berat dan berkepanjangan disertai hilangnya bikarbonat dapat menyebabakan asidosis
  • Faktor kompensator. Hiperventilasi sebagai respon terhadap stimulasi saraf adalah tanda klinis asidosis metabolik. Bersamaan dengan kompensasi ginjal,peningkatan frekuensi respiratorik dapat mengembalikan pH darah mendekati tingkat normalnya. Asidosis yang tidak terkompensasi akan menyebabakan depresi sistem saraf pusat dan mengakibatkan disorentasi,koma dan kematian.
ALKALOSIS
Alkalosis meningkatkan overeksitabilitas sistem saraf pusat. Jika berat alkalosis dapat menyebabakan kontraksi otot tetanik,konvulsi dan kematian akibat tetanus otot respiratorik

Alkalosis respiratorik. Terjadi jika CO2 dikeluarkan terlalu cepat dari paru-paru dan ada penurunaan kadarnya dalam darah.
  • Penyebab. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecemasan,akibat demam,akibat pengaruh overdosis aspirin pada pusat pernafasan, akibat hipoksia karena tekanan udara yang rendah didataran tinggi atau akibat anemia berat
  • Faktor kompensator, jika hiperventilasi terjadi akibat kecemasan gejalanya dapat diredakan melalui pengisapan kembali CO2 yang sudah di keluarkan. Ginjal mengkompensasi cairan alkalin tubular dengan mengekskresi ion bikarbonat dan menahan ion hidrogen.
Alkalosis metabolik. Adalah suatu kondisi kelebihan bikarbonat, hal ini terjadi jika ada pengeluaran berlebihan ion hidrogen atau peningkatan berlebihan iio bikarbonat dalam cairan tubuh.
  • Penyebab. Muntah yang berkepanjangan ( pengeluaran asam klorida lambung ),disfungsi ginjal,pengobatan dengan diuretik yang mengakibatkan hipokalemia dan penipisan volume CES atau pemakian antasid yang berlebihan.
  • Faktor kompensator
    • Kompensasi respiratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar dan mengakibatkan peningkatan pCO2 dan asan karbonat
    • Kompensasi ginjal melibatkan sedikit ekskresi ion amonium, lebih banyak ekskresi ion natrium dan kalium, berkurangnya cadangan ion bikarbonat dan lebih banyak ekskresi bikarbonat
Semoga dapat membantu terima kasih.


IONM ( INTRA OPERATIF NEURO MONITORING)

IONM ( INTRA OPERATIF NEURO MONITORING)


Sore guys ,....

Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba megulas tentang IONM .

Apasih IONM itu ...?

IONM adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor otot atau syaraf dengan tujuan untuk mengetahui keadaaan otot/syaraf tersebut, baik atau jelek .

Nah, IONM itu Bisa digunakan untuk kasus apa saja ..?
IONM dapat digunakan untuk kasus :

  1. CVA Tumor
  2. Spine ( kasus pembedahan tulang belakang )
  3. THT ( kasus pada pendengaran )
  4. dan masih banyak lagi kegunaan nya contoh : Meningocele
Berikut adalah Dokter Spesialis yang dapat memanfaatkan IONM untuk operasinya, agar operasi aman dan berhasil .
  1. Dokter Spesialis Syaraf
  2. Dokter Spesialis Bedah Syaraf
  3. Dokter Spesialis THT
  4. Dokter Spesialis Orthopaedi
Berikut adalah yang dapat diperiksa Oleh IONM :

  1. EMG
  2. SEP
  3. SSEP
  4. MEP
  5. AEP
  6. Dan masih banyak lagi.
Dan ini adalah penampakan Mesin IONM . akan tetapi saya akan memperkenalkan mesin IONM dari Merk INOMED dari Germany yang terkenal dengan kecanggihan dan akurasinya. dan ini penampakannya.

kalau temen - temen butuh untuk memonitoring otot dan syaraf pada saat operasi agar operasinya aman terkendali bisa meninggalkan pesan ke alamat email saya : dionyunita@gmail.com

Tentunya tidak usah kuatir untuk memanggil saya karena saya Product Spesialis IONM dan aktif bekerja di PT. SINERGI TRIDAYA MEDICAL yang merupakan Distributor Resmi INOMED made in Germany .

Sekian dari saya, 
Semoga dapat membantu temen - temen yang sedang mencari kesembuhan .

Salam Hangat .. Terima Kasih


Friday, 23 February 2018

Congenital Pulmonary Airway Malformation (CPAM) oleh Dr. Irvan Adenin Sp.OG(K)

Congenital Pulmonary Airway Malformation (CPAM) oleh Dr. Irvan Adenin Sp.OG(K)


Apa yang dimaksud dengan CPAM (Congenital Pulmonary Airway Malformation)?
CPAM (Congenital Pulmonary Airway Malformation) adalah masa dalam paru janin selama dalam uterus. Lokasi umumnya hanya terdapat dalam satu rongga paru. Besarnya sangat bervariasi dan dapat berubah secara signifikan selama kehamilan. Masa ini dapat berbentuk padat atau berisi cairan. Lokasi pada rongga pleura, suplai makanan didapat dari aorta thoracalis dan kembali ke vena atrium kiri.
Apa Penyebab CPAM (Congenital Pulmonary Airway Malformation)?
Tidak diketahui, namun dulu dikenal sebagai congenital cystic adenomatoid malformation (CCAM).
Bukan keturunan, sehingga tidak berulang pada keturunan
Insiden:
1 in 25,000 lebih sering pada bayi laki2 dari wanita.
Bagaimana Cara Menentukan Prenatal Diagnosis ?
Magnetic resonance imaging menentukan besar dan lokasi dan efek yang menyebabkan perkembangan paru paru.
Fetal echocardiogram untuk mengetahui apakah masa dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung.
Evaluasi janin secara ketat setiap minggu dengan USG untuk memeriksa CPAM volume ratio (CVR) merupakan indikator prognosis janin. CVR adalah rasio masa: HC (Head Circuference).
CVR < 1,6 : baik
CVR > 1.6 :  resiko hidrops, indikasi fetal surgery.
Penebalan plasenta berhubungan dengan hidrops indikasi persalinan segera
Umumnya masa akan berhenti tumbuh setelah 26 minggu, janin akan aman dan tidaka akan menyebabkan hidrops.
Bagaimana Cara Fetal Treatment (Penanganan pada janin)?
  • Pemberian steroid
Pemberian pada masa solid dan dengan pertumbuhan lesi yang cepat.
Jika steroid dapat menekan pertumbuhan masa, fetal surgery dapat dihindarkan.
  • Torakosintesis (Pengeluaran cairan dari rongga thoraks)
Jika masa kistik besar, dilakukan thorakosintesis dengan thoraco amniotic shunt
  • Fetal Surgery (Operasi pada janin)
Jika masa besar, solid dan terjadi hidrop maka fetal surgery untuk membuang masa CPAM dapat dilakukan. Persalinan dilakukan dengan SC
Persalinan segera
Jika terjadi mirror syndrome (Tampilan ibu bengkak, sama dengan gambaran janin) persalinan seharusnya segera dilakukan untuk menyelamatkan ibu.
Kalau tidak ada mirror syndrome persalinan pada janin telah aterm (cukup bulan)
Bagaimana Penanganan pada bayi dengan CPAM ?
Resiko pada bayi adalah hipoplastik lung dan hipertensi pulmonal.
Lesi harus segera diangkat sebelum terjadi infeksi dan kanker (jarang).
Gejala pada bayi menentukan kapan harus dilakukan operasi, jika tanpa gejala operasi dilakukan pada usia bayi 1 tahun.
Pada lesi yang sangat besar operasi harus dilakukan segera setelah lahir, direkomendasikan persalinan dengan prosedur EXIT, dan persalinan dlakukan dengan SC. Rumah Sakit Cincinnati melakukan prosedur EXIT untuk kasus dengan CPAM berat.
Jika tidak bisa dilakukan operasi segera bayi segera dipakai ECMO.
Prognosis
Prognosa jelek jika:
  1. Ditemukan pada usia kehamilan < 26 minggu
  2. Pergeseran mediastinum
  3. Polihidramnion
  4. Hydrops
Pengawasan Jangka Panjang
Umumnya bayi dengan CPAM akan membaik setelah lesi diangkat, beberapa pada kasus dengan lesi yang besar mempunyai paru paru yang kecil dan menyebabkan chronic lung disease.
Penanganan dengan skleroting terapi
dengan bantuan ultrasound dilakukan pemberian likal anastesi dengan spinal needle 20 gauge dimasukan ke feeding arteri lesi. Setelah melakukan aspirasi sebanyak 1 cc darah janin, kemudian   dimasukan I cc Polidocanol 3% (30mg). Setelah dimasukan Polidocanol tidak ditemukan lagi aliran darah ke lesi. Tranasient bradicardy terjadi dalam 2 menit, kemudian irama jantung akan kembali normal. Namun pada kenyataannya untuk memasukan kedalam aorta thoracalis relatif sulit. Peneliti Ramiro Diaz lebih menganjurkan injeksi kedalam massa. Setelah lahir aterm pada usia 15 hari dilakukan operasi pembuangan lesi. Setelah pemberian FST (Fetal Scleroting Treatment) selama 10 ahri ascites dan hidrops akan menghilang. Setelah lahir masa tetap harus dioperasi.
Penanganan CPAM belum ada yang pasti.
Bagaimana cara penanganan yang telah dilakukan antara lain?
  1. Fetal furosemide and digoxin therapy.
  2. Thoraco-amniotic shunting and combined absolute alcohol injection into the feeding vessel and
  3. Thoraco-amniotic shunt
  4. Open fetal surgery reseksi ekstra lobar
  5. Sclerosis pada feeding artery BPS menurunkan aliran darah ke paru selanjutnya akan memperbaiki fetal hydrops, polyhydramnios dan pergeseran mediastinal shift dan akan menurunkan terjadinya pulmonary hypoplasia.
FTS lebih aman, murah dibanding teknik yang lain.
CPAM 1CPAM 2
CPAM 3

Umumnya masa CPAM tidak mengancam nyawa, bahkan bisa mengecil sendiri. Pada 10% kasus CPAM menyebabkan penyakit yang serius. Dampak yang dapat terjadi pada janin adalah hidrops. Jika sudah terjadi hidrops harus dilakukan fetal surgeri untuk membuang masa CPAM. Hidrops dapat menyebabkan mirror sindrome dimana dapat menyebabkan hipertensi, retensi cairan pada ibu.
Sumber:
  1. BERMU ́ DEZ*, J. PE ́ REZ-WULFF*, G. BUFALINO*, C. SOSA*, L. GO ́ MEZ* and R. A. QUINTERO† , Percutaneous ultrasound-guided sclerotherapy for complicated fetal intralobar bronchopulmonary sequestration, Ultrasound Obstet Gynecol 2007; 29: 586–589.
  2. https://www.cincinnatichildrens.org/service/f/fetal-care
SUMBER : https://www.rsabhk.co.id/artikel-kesehatan/105-congenital-pulmonary-airway-malformation-cpam-oleh-dr-irvan-adenin-sp-og-k

Hernia Diafragma kongenital oleh Dr Irvan Adenin SpOG

Hernia Diafragma kongenital oleh Dr Irvan Adenin SpOG

Apa yang dimaksud dengan hernia diafragmatika pada janin?
Congenital diaphragmatic hernia (CDH) adalah kerusakan diaphragma yang membatasi rongga dada dan perut, yang menyebabkan organ abdomen janin masuk kedalam rongga dada janin.
Apa Dampaknya pada Janin?
Lebih sering terjadi pada sisi bagian kiri, organ akan menekan paru yang membuatnya menjadi kecil dan tidak berkembang yang biasa disebut dengan hipoplastik lung (paru janin tidak berkembang). Pada beberapa kasus terjadi gangguan pembentukan jantung, liver, usus dan sistem saraf.
Derajat CDH mulai ringan sampai berat. Pada kasus yang ringan keadaan paru janin lebih kecil sedikit dari normal tapi masih dapat berkembang normal dengan beradaptasi dalam beberapa tahun, bahkan sebahagian dapat hidup normal  tanpa mengalami masalah dalam masa yang lama.
Bayi dengan CDH berat akan berjuang untuk hidup setelah lahir. beberapa diantaranya tidak dapat hidup. Sebagian dapat hidup dalam dalam penanganan intensif., akan tetapi bayi dengan keadaan ini biasanya mengalami permasalahan dengan pernafasan, makan, pertumbuhan, pendengaran dan perkembangan.
Seberapa Sering Angka Terjadinya?
Penyebab tidak diketahui, insiden 1 : 2.200,
Bagaimana Cara Diagnosanya?
Diagnosa dapat ditemukan pada usia kehamilan trimester pertama.
USG untuk mempelajari keadaan rongga dada dan abdomen untuk mencari tanda halus dari  CDH untuk memprediksi keparahan CDH.
Diperlukan fetal MRI untuk melihat lebih jelas keadaan janin untuk mengetahui organ lain karena CDH.
Fetal echocardiography, dengan USG untuk melihat keadaan jantung janin yang dapat terjadi pada janin dengan kasus CDH.
Genetik bertujuan untuk mengetahui kelainan kromosom atau material genetik untuk mengetahui penyebab CDH.
Bagaimana Penanganannya?
Penanganan setelah SC adalah dengan prosedur EXIT dan ECMO, dimana bayi dilahirkan perlahan dengan tujuan untuk pemasangan ECMO. ECMO bertujuan agar bayi mendapatkan supply oksigen selama proses persalinan dan memberi kesempatan pada tim untuk menilai seberapa berat keadaan bayi, sehingga dapat diputuskan apakah diperlukan tindakan operasi emergensi untuk memperbaiki CDH. EXIT-ECMO diperkirakan dapat memperbaiki harapan hidup bayi pada CDH berat.
Ada Berapa Jenis Hernia Diapragmatika Kongenital?
hernia1
CDH dibagi menjadi 2 jenis yaitu: intrapleura dan mediastinal.
Hernia intrapleural kerusakan pada otot diafragma (lingkaran putih), Hernia mediastinal hernia kerusakan pada tendon(lingkaran merah).
hernia2
Intrapleural hernia berisi usus, lambung, limpa, sebagian liver. Organ tersebut dapat menyebabkan hipoplastik pulmonal (paru paru janin tidak berkembang) dan terjadi pergeseran organ janin kesebelah kanan.
Hernia mediastinal berisi liver dan usus.
Apa alat yang dipakai untuk mendiagnosa Hernia Diafragma Kongenital?
USG masih memegang peran utama untuk diagnosis CDH, peran USG antara lain:
  1. Diagnosa awal
  2. Menghitung lung-to-head ratio (LHR)
  3. Menghitung biometri
  4. Menentukan kesejahteraan janin
  5. Evaluasi komplikasi Hernia
Apa Kegunaan Fetal MR imaging
Berperan dalam evaluasi perkembangan CDH. Tipe hernia dapat dikenali berdasarkan lokasi, komposisi organ yang ada didalamnya, efek organ yang berpindah terhadap organ sekitarnya. Komplikasi yang spesifik tergantung dari jenis hernia, untuk membedakan jenis CDH penting untuk konseling kepada pasien dan jenis tindakan operasi.
Malformasi pada organ lain dapat dicari dan disingkirkan. Derajat pulmonary hypoplasia dapat diperhitungkan dan diukur volume paru dan apakah telah terjadi pulmonary hypertension. Pulmonary hipoplasia menyebabkan  intrapleural hernia, dapat dihitung dengan lung volumes jika terjadi hipertensi pulmonal dapat dipertimbangkan untuk melahirkan bayi segera.
FMRI dapat melihat cairan yang mengisi gaster, small bowel.
hernia3
Apa tanda pada hernia mempunyai resiko tinggi?
Herniasi liver kerongga pleura mempunyai prognosis yang buruk.
Liver-diaphragm ratio digunakan untuk melihat prognosis dari CDH.
Pada pemeriksaan sagital diukur jarak pinggir atas liver dalam thoraks ke apex thorax dibagi jarak sisa diapragma ke apex rongga thoraks.
Apa Kegunaan Lain MRI?
MRI selain untuk menentukan tipe dan size juga berguna untuk menentukan apakah perlu dioperasi atau tidak. Hernia intrapleural kecil dapat menutup secara primer. Hernia besar memerlukan prostetik patch dan flap otot.
Apa Kelainan Lain yang Mengikuti Hernia Diafrgama Kongenital?
CDH 40% mempunyai hubungan dengan kelainan organ lain, yang terbanyak adalah kelaianan jantung bawaan.
CDH 30% mempunyai kromosom aneuploidi, diantaranya, trisomy 13, trisomy 18, trisomy 21,Turner syndrome, dan tetrasomy 12p.
CDH 5-10% mempunyai kelainan sindroma Fryns, Pallister-Killian, Beckwith- Wiedemann, dan Brachman–de Lange.
Kelainan Lain yang bisa dilihat dari MRI?
Kelainan syaraf, diantaranya holoprosencephaly dan spina bifida,
Renal anomalies, diantaranya crossed-fused renal ectopia, horseshoe kidney dan renal duplication.
Congenital lung malformations (Extralobar Sequestrations) dalah tumor pada rongga thoraks (dada) menyebabkan pulmonary hypoplasia selanjutnya menyebabkan kegagalan pernafasan pada saat lahir.
Apa Kelainan Jantung yang dapat dilihat dari MRI?
  1. Ventricular septal defect,
  2. Tetralogy of Fallot, and
  3. Coarctation.
  4. Hypoplasia or aplasia of the right jugular vein
Bagaimana Penanganan CDH?
Pemeriksaan dilakukan pada usia 20 – 28 minggu.
Evaluasi tipe dan kandungan
Penyakit lain yang menyertainya
Pengukuran LHR, TFLV dan besarnya liver yang masuk
Pememeriksaan ulangan pada usia 32-34 minggu untuk melihat pengukuran ulang volume paru apakah sesuai usia kehamilan.
Operasi CDH dikonsultasikan ke bedah anak berdasarkan MRI, apakah persalinan harus dilakukan.
Hernia yang mengandung liver mempunyai resiko 3 kategori:
Low risk (LHR >1.3),
Intermediate risk (LHR between 1 and 1.3)
Severe risk (LHR <1).


sumber : https://www.rsabhk.co.id/artikel-kesehatan/106-hernia-diafragma-kongenital-oleh-dr-irvan-adenin-spog