LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GAGAL NAFAS
(BANTUAN VENTILASI
MEKANIK)
A.
Pengertian
Kegagalan
pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksia,
hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.
Ventilator adalah
suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi
untuk mempetahankan oksigenasi.
B.
Penyebab gagal nafas
- Penyebab sentral
- Trauma kepala : contusio cerebri
- Radang otak : encephalitis
- Gangguan vaskuler : perdarahan otak
, infark otak
- Obat-obatan : narkotika, anestesi
- Penyebab perifer
- Kelainan neuromuskuler : GBS,
tetanus, trauma cervical, muscle relaxans
- Kelainan jalan nafas : obstruksi
jalan nafas, asma bronchiale
- Kelainan di paru : edema paru, atelektasis,
ARDS
- Kelainan tulang iga/thoraks: fraktur
costae, pneumo thorax, haematothoraks
- Kelainan jantung : kegagalan jantung
kiri
C.
Patofisiologi
Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot
intercostalis berkontraksi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif
sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara
pasif.
Pada pernafasan
dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke
paru pasien, sehingga tekanan selama inspirasi adalah positif dan menyebabkan
tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga
thoraks paling positif.
Ventilator
![]() |






Terhambat
kurang
tinggi
![]() |
![]() |
![]() |
Darah ke atrium
kiri Venous return
b(-)









![]() |

D.
Pemeriksaan Fisik
(Menurut
pengumpulan data dasar oleh Doengoes)
1.
Sirkulasi
Tanda : Takikardia, irama ireguler
S3S4/Irama gallop
Daerah PMI bergeser ke daerah mediastinal
Hamman’s sign (bynui udara beriringan dengan denyut jantung menandakan
udara di mediastinum)
TD : hipertensi/hipotensi
2.
Nyeri/Kenyamanan
Gejala :
nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapat menjalar ke
leher, bahu dan abdomen, serangan
tiba-tiba saat batuk
Tanda
: Melindungi bagian nyeri,
perilaku distraksi, ekspresi meringis
3.
Pernapasan
Gejala
: riwayat trauma dada, penyakit
paru kronis, inflamasi paru , keganasan, “lapar udara”, batuk
Tanda :
takipnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot asesori,
penurunan bunyi napas, penurunan fremitus vokal, perkusi : hiperesonan di atas
area berisi udara (pneumotorak), dullnes di area berisi cairan (hemotorak);
perkusi : pergerakan dada tidak seimbang, reduksi ekskursi thorak. Kulit :
cyanosis, pucat, krepitasi sub kutan; mental: cemas, gelisah, bingung, stupor
4.
Keamanan
Gejala : riwayat terjadi fraktur,
keganasan paru, riwayat radiasi/kemoterapi
5.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat faktor resiko keluarga
dengan tuberkulosis, kanker.
E.
Pemeriksaan Diagnostik
- Hb : dibawah 12 gr %
- Analisa gas
darah :
Ø pH dibawah 7,35 atau di atas 7,45
Ø paO2 di bawah 80 atau di atas 100 mmHg
Ø pCO2 di bawah 35 atau di atas 45 mmHg
Ø BE di bawah -2 atau di atas +2
-
Saturasi
O2 kurang dari 90 %
-
Ro” :
terdapat gambaran akumulasi udara/cairan , dapat terlihat perpindahan letak
mediastinum
F.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan pernafasan ventilator mekanik
adalah :
1.Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
- Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan sekresi tertahan, proses
penyakit
- Ketidakefektifan pola nafas
berhubungandengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat,
obstruksi selang ETT
- Cemas berhubungan dengan penyakti
kritis, takut terhadap kematian
- Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan pemasangan selang ETT
- Resiko tinggi komplikasi infeksi
saluran nafas berhubungan dengan pemasangan selang ETT
- Resiko tinggi sedera berhubungan
dengan penggunaan ventilasi mekanik, selang ETT, ansietas, stress
- Nyeri berhubungan dengan penggunaan
ventilasi mekanik, letak selang ETT
G.
Rencana Keperawatan
1.
Ketidak
efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan meningkatkan
dan mempertahankan keefektifan jalan
nafas
Kriteria hasil :
-
Bunyi
nafas bersih
-
Ronchi
(-)
-
Tracheal
tube bebas sumbatan
Intervensi
|
Rasional
|
1.Auskultasi
bunyi nafas tiap 2-4 jam atau bila diperlukan
2.Lakukan
penghisapan bila terdengar ronchi dengan cara :
a.Jelaskan pada
klien tentang tujuan dari tindakan penghisapan
b.Berikan
oksigenasi dengan O2 100 % sebelum dilakukan penghisapan, minimal 4 – 5 x pernafasan
c.Perhatikan
teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, kateter penghisap steril
d.Masukkan
kateter ke dalam selang ETT dalam keadaan tidak menghisap, lama penghisapan
tidak lebih 10 detik
e.Atur tekana
penghisap tidak lebih 100-120 mmHg
f.Lakukan
oksigenasi lagi dengan O2 100% sebelum melakukan penghisapan berikutnya
g.Lakukan
penghisapan berulang-ulang sampai suara nafas bersih
3.Pertahankan
suhu humidifier tetap hangat ( 35 – 37,8 C)
|
Mengevaluasi
keefektifan bersihan jalan nafas
Meningkatkan
pengertian sehingga memudahkan klien berpartisipasi
Memberi
cadangan oksigen untuk menghindari hypoxia
Mencegah
infeksi nosokomial
Aspirasi lama
dapat menyebabkan hypoksiakarena tindakan penghisapan akan mengeluarkan
sekret dan oksigen
Tekana negatif
yang berlebihan dapat merusak mukosa jalan nafas
Memberikan
cadangan oksigen dalam paru
Menjamin
kefektifan jalan nafas
Membantu
mengencerkan sekret
|
2.
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan,proses penyakit, pengesetan
ventilator yang tidak tepat
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan pertukaran gas yang kembali
normal
Kriteria hasil :
-
Hasil
analisa gas darah normal :
Ø
PH
(7,35 – 7,45)
Ø
PO2
(80 – 100 mmHg)
Ø
PCO2
( 35 – 45 mmHg)
Ø
BE (
-2 - +2)
-
Tidak
cyanosis
Intervensi
|
Rasional
|
1.Cek analisa
gas darah setiap 10 –30 mnt setelah perubahan setting ventilator
2.Monitor hasil
analisa gas darah atau oksimetri selama periode penyapihan
3.Pertahankan
jalan nafas bebas dari sekresi
4.Monitpr tanda
dan gejala hipoksia
|
Evaluasi
keefektifan setting ventilator yang diberikan
Evaluasi
kemampuan bernafas klien
Sekresi
menghambat kelancaran udara nafas
Deteksi dini
adanya kelainan
|
3.
Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak
tepat, peningkatan sekresi, obstruksi ETT
Tujuan : Klien
akan mempertahankan pola nafas yang efektif
Kriteria hasil :
- Nafas sesuai dengan irama ventilator
- Volume nafas adekuat
- Alarm tidak berbunyi
Intervensi
|
Rasional
|
1.Lakukan
pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam
2.Evaluasi
semua alarm dan tentukan penyebabnya
3.Pertahankan
alat resusitasi manual (bag & mask) pada posisi tempat tidur sepanjang
waktu
4.Monitor
slang/cubbing ventilator dari terlepas, terlipat, bocor atau tersumbat
5.Evaluasi
tekanan atau kebocoran balon cuff
6.Masukkan
penahan gigi (pada pemasangan ETT lewat oral)
7.Amankan slang
ETT dengan fiksasi yang baik
8.Monitor suara
nafas dan pergerakan ada secara teratur
|
Deteksi dini
adanya kelainan atau gangguan fungsi ventilator
Bunyi alarm
menunjukkan adanya gangguan fungsi ventilator
Mempermudah melakukan
pertolongan bila sewaktu-waktu ada gangguan fungsi ventilator
Mencegah
berkurangnya aliran udara nafas
Mencegah
berkurangnya aliran udara nafas
Mencegah
tergigitnya slang ETT
Mencegah
terlepasnya.tercabutnya slang ETT
Evaluasi
keefektifan pola nafas
|
Daftar Pustaka
Carpenito,
Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa
Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta
Corwin,
Elizabeth J, (2001), Buku saku
Patofisiologi, Edisi bahasa Indonesia, EGC, Jakarta
Doengoes, E.
Marilyn (1989), Nursing Care Plans, Second
Edition, FA Davis, Philadelphia
Suprihatin,
Titin (2000), Bahan Kuliah Keperawatan
Gawat Darurat PSIK Angkatan I, Universitas Airlangga, Surabaya
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT DI RUANG OBSERVASI INTENSIF
IRD LT.III RSUD DR
SOETOMO SURABAYA
![]() |
I. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin :
Laki-laki
Alamat :
Gresik
Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia
Pekerjaan :
karyawan PT. Intisari Boga
Agama :
Islam
MRS : 12 – 11 – 2001
Diagnosa
: CF costa 5-9 (S)+CF costa 6-7
(D)+Contusio Pulmonum, Trauma Tumpul Abdomen
Alasan dirawat :
perdarahan hebat dan resiko gagal napas
Keluhan utama sebelumnya
: sakit dada
Upaya yang telah dilakukan : Operasi eksplorasi laparotomi
tgl 12 – 11 – 2001 dan pemasangan ventilator.
II.
Riwayat
Keperawatan (Nursing History)
2.1 Riwayat
penyakit sebelumnya
Kliem mengalami kecelakaan lalu
lintas tgl 12-11-2001 dengan fraktur costa
CF costa 5-9
(S)+CF costa 6-7 (D)+Contusio Pulmonumdan
Trauma Tumpul Abdomen, dilakukan laparotomi di IRD (Splenectomy) dan
pemasangan bullow drainage.
2.2 Riwayat
Penyakit Sekarang
Klien
dirawat di ROI post op hari ke-7, keadaan umum lemah, GCS :4X6, menggunakan
ventilator SiMV dengan ETT di mulut, Bullow drainage di dada kanan, terdapat
vulnus ekskoriasi luas di daerah punggung dan lengan kanan-kiri.
Alat
bantu yang dipakai : tidak ada
III. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
Lemah, berbaring
dengan posisi head up 30 derajat, terpasang ventilator SiMV
dengan ETT di
mulut, bullow drainage di dada kanan, menggunakan NGT, infus
di lengan kiri
dan menggunakan kateter.
- Vital sign
S
: 37 C
N :
100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
- Body Systems
3.1 Breathing
Hidung:
terpasang NGT, tidak ada kelainan. Trakhea : tidak ada kelaina, trakeostomi
(-),Bentuk dada simetris, pergerakan dada kana-kiri sama, retraksi dada(-),
suara nafas : vesikuler menurun di kiri, suara tambahan: ronchi di
parukanan-kiri.
Klien
menggunakan ventilator SiMV ART-10, FiO2
40% dan bullow drainage pada ICS 7 kanan.
3.2 Bleeding
Nyeri
dada (-), palpitasi (-), capillary refill 3 detik, suara jantung S1 S2 tunggal,
murmur (-), edema ekstremitas(-), JVD (-), konjungtiva pucat
3.3 Brain
Kesadaran
: apatis, GCS; 4 X 6, kepala dan wajah simetris, tanda perlukaan (-), sklera
putih, pupil isokor, leher tidak ada gangguan( terpasang ETT).
Persepsi
sensori :Penglihatan, perabaan,penciuman, penglihatan tidak ada gangguan
Pengecapan terganggu
karena pemasangan ETT
3.4 Bladder
Produksi
urin : 1780cc/24 jam, warna kuning pekat, menggunakan dauwer kateter, blast
kosong, nyeri berkemih (-).
3.5 Bowel
Bibir
dan mukosa kering, terpasang ETT hari ke &, nutrisi dibantu lewat NGT.
Abdomen
: flat, terdapat insisi midline 10 cm, luka kering, tanda peradangan (-),
distensi abdomen (-), bising usus 3-5 x.mnt, pembesaran hepar tidak teraba,
limfa tidak teraba. Perkusi : resonan.
Rectum
: luka (-), hemoroid (-), BAB selama di ROI belum pernah.
Penggunaan
pencahar (-).
3.6 Bone
Kemampuan
pergerakan sendi bebas, parese/paralise (-).
Ekstremitas
:
Atas: terdapat vulnus ekskoriasi luas dari bahu,
lengan atas dan lengan bawah kiri-kanan
terpasang three way iv line pada lengan kiri. Tonos otot 5
Bawah : tidak ada kelainan, tanda peradangan (-), edema (-)
Tulang
belakang ; tidak ada kelainan
Kulit :
warna pucat, turgor kulit baik. Terdapat gambaran jejas pada hemithorax kanan
& kiri. Akral hangat.
3.7 Sistem
Endokrin
Tidak
ada gangguan, goiter (-)
3.8 Sistem
hematopietik
Tidak
terdapat tanda gangguan perdarahan dan limfadenopathy
Pemeriksaan penunjang
Tgl
12/11-2001
Foto IVP kesimpulan :
contusio ren sinistra
Foto BOF kesimpulan :
tampak fraktur costa 10 kiri belakang
Tgl 19–
11 – 2001
AGD :
pH : 7,403
PCO2 : 41,7 mmHg
PaO2 : 83,4,1 mmHg
HCO3 : 25,4
BE : 0,7
O2 sat : 96,3 %
GDA : 153 gr/dl
Albumin : 3,47 u/l
WBC : 22,1
RBC : 11,8
Hgb : 36,6 gr%
ANALISA DATA
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|
|
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Ketidak efektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
- Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan sekresi tertahan, proses
penyakit
- Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat,
peningkatan sekresi, obstruksi ETT
RENCANA
KEPERAWATAN
- Ketidak efektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan meningkatkan
dan mempertahankan keefektifan jalan
nafas
Kriteria hasil :
-
Bunyi
nafas bersih
-
Ronchi
(-)
-
Tracheal
tube bebas sumbatan
Intervensi
|
Rasional
|
1.Auskultasi
bunyi nafas tiap 2-4 jam atau bila diperlukan
2.Lakukan
penghisapan bila terdengar ronchi dengan cara :
a.Jelaskan pada
klien tentang tujuan dari tindakan penghisapan
b.Berikan
oksigenasi dengan O2 100 % sebelum dilakukan penghisapan, minimal 4 – 5 x pernafasan
c.Perhatikan
teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, kateter penghisap steril
d.Masukkan
kateter ke dalam selang ETT dalam keadaan tidak menghisap, lama penghisapan
tidak lebih 10 detik
e.Atur tekana
penghisap tidak lebih 100-120 mmHg
f.Lakukan
oksigenasi lagi dengan O2 100% sebelum melakukan penghisapan berikutnya
g.Lakukan
penghisapan berulang-ulang sampai suara nafas bersih
3.Pertahankan
suhu humidifier tetap hangat ( 35 – 37,8 C)
|
Mengevaluasi
keefektifan bersihan jalan nafas
Meningkatkan
pengertian sehingga memudahkan klien berpartisipasi
Memberi
cadangan oksigen untuk menghindari hypoxia
Mencegah
infeksi nosokomial
Aspirasi lama
dapat menyebabkan hypoksiakarena tindakan penghisapan akan mengeluarkan
sekret dan oksigen
Tekana negatif
yang berlebihan dapat merusak mukosa jalan nafas
Memberikan
cadangan oksigen dalam paru
Menjamin
kefektifan jalan nafas
Membantu
mengencerkan sekret
|
- Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan sekresi tertahan,proses penyakit, pengesetan ventilator yang tidak
tepat
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan pertukaran gas yang kembali
normal
Kriteria hasil :
-
Hasil
analisa gas darah normal :
Ø
PH
(7,35 – 7,45)
Ø
PO2
(80 – 100 mmHg)
Ø
PCO2
( 35 – 45 mmHg)
Ø
BE (
-2 - +2)
-
Tidak
cyanosis
Intervensi
|
Rasional
|
1.Cek analisa
gas darah setiap 10 –30 mnt setelah perubahan setting ventilator
2.Monitor hasil
analisa gas darah atau oksimetri selama periode penyapihan
3.Pertahankan
jalan nafas bebas dari sekresi
4.Monitpr tanda
dan gejala hipoksia
|
Evaluasi
keefektifan setting ventilator yang diberikan
Evaluasi
kemampuan bernafas klien
Sekresi
menghambat kelancaran udara nafas
Deteksi dini
adanya kelainan
|
- Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat,
peningkatan sekresi, obstruksi ETT
Tujuan : Klien
akan mempertahankan pola nafas yang efektif
Kriteria hasil :
- Nafas sesuai dengan irama ventilator
- Volume nafas adekuat
- Alarm tidak berbunyi
Intervensi
|
Rasional
|
1.Lakukan
pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam
2.Evaluasi
semua alarm dan tentukan penyebabnya
3.Pertahankan
alat resusitasi manual (bag & mask) pada posisi tempat tidur sepanjang
waktu
4.Monitor
slang/cubbing ventilator dari terlepas, terlipat, bocor atau tersumbat
5.Evaluasi
tekanan atau kebocoran balon cuff
6.Masukkan
penahan gigi (pada pemasangan ETT lewat oral)
7.Amankan slang
ETT dengan fiksasi yang baik
8.Monitor suara
nafas dan pergerakan ada secara teratur
|
Deteksi dini
adanya kelainan atau gangguan fungsi ventilator
Bunyi alarm
menunjukkan adanya gangguan fungsi ventilator
Mempermudah
melakukan pertolongan bila sewaktu-waktu ada gangguan fungsi ventilator
Mencegah
berkurangnya aliran udara nafas
Mencegah
berkurangnya aliran udara nafas
Mencegah
tergigitnya slang ETT
Mencegah
terlepasnya.tercabutnya slang ETT
Evaluasi
keefektifan pola nafas
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
TTD
|
19/11/01
|
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
|
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Melakukan
oral hygiene
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi nafas
Memberikan
injeksi Rycef igr/iv
Gastridin 1
gr/iv
Antrain 1
gr/iv
Memberikan
sonde susu isocal 250 cc
Memberikan
obat bisolvon 1 tab /sonde
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
perawatan luka ekskoriasi
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi nafas
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi dada
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 102 x/mnt
P : 24 x/mnt
T : 150/70 mmHg
|
Subhan
|
Intervensi tgl 20 – 11- 2001
TGL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
TTD
|
20/11/01
|
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
|
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Melakukan
oral hygiene
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi nafas
Memberikan
injeksi Rycef igr/iv
Gastridin 1
gr/iv
Antrain 1
gr/iv
Memberikan
sonde susu isocal 250 cc
Memberikan
obat bisolvon 1 tab /sonde
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
perawatan luka ekskoriasi
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi nafas
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi dada
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 102 x/mnt
P : 24 x/mnt
T : 150/70 mmHg
|
Subhan
|
Intervensi tgl 21-11-2001
TGL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
TTD
|
21/11/01
|
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
|
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Melakukan
oral hygiene
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi nafas
Memberikan
injeksi Rycef igr/iv
Gastridin 1 gr/iv
Antrain 1
gr/iv
Memberikan
sonde susu isocal 250 cc
Memberikan
obat bisolvon 1 tab /sonde
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
perawatan luka ekskoriasi
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi nafas
Mengukur TTV :
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
T : 150/90 mmHg
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Melakukan
suction dan oksigenasi : secret (+)
Melakukan
fisioterapi dada
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
T : 150/80 mmHg
Mengukur
TTV:
S : 37 C
N : 102 x/mnt
P : 24 x/mnt
T : 150/70 mmHg
|
Subhan
|
CATATAN PERKEMBANGAN/SOAP
TGL/JAM
|
NO.DX
|
SOAP
|
TTD
|
19 /11/01
14.00
20/11/01
14.00
21/11/01
14.00
|
1
2
3
1
2
3
1
2
3
|
S: -
O: secret (+)
Ronchi (+)
ETT bebas sumbatan
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3
S:-
O: : pH : 7,403
PCO2 : 41,7 mmHg
PaO2 : 83,4,1 mmHg
HCO3 : 25,4
BE : 0,7
O2 sat : 96,3 %
Cyanosis (-)
A:Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4
S:-
O: pergerakan dada
sesuai ventilator
Alarm tidak berbunyi
Volume nafas adekuat
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan
intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8
S: -
O: secret (+)
Ronchi (+)
ETT bebas
sumbatan
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3
S:-
O:
Cyanosis (-)
A:Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4
S:-
O: pergerakan dada
sesuai ventilator
Alarm tidak berbunyi
Volume nafas adekuat
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan
intervensi 1,2,3,4,5,6,7.8
S: -
O: secret (+)
Ronchi (+)
ETT bebas
sumbatan
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3
S:-
O:
Cyanosis (-)
A:Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4
S:-
O: pergerakan dada
sesuai ventilator
Alarm tidak berbunyi
Volume nafas adekuat
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan
intervensi 1,2,3,4,5,6,7.8
|
Subhan
|
EVALUASI
Tgl 21-11-2001
DX.1 Ketidak efektifan bersihan jalan nafas : teratasi sebagian, masalah
ada mengingat klien masih menggunakan ventilator
DX.2 Gangguan pertukaran gas : teratasi sebagian , masalah
masih ada ditegakkan mengingat klien masih menggunakan ventilator
DX.3
Ketidakefektifan pola nafas : teratasi, namun masasalah masih perlu
ditegakkankarena masih menggunakan ventilator
Tgl 21-11-2001 Klien rencana pidah ruang ICU setelah
dilakukan trakeostomi
No comments:
Post a Comment